Selamat Datang Di Milis Resmi Saya Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua Hablun Minallah Wa Hablun Minannas Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

KEDATANGAN KEMBALI ALMASIH

Satu hal yang menarik untuk disisipkan di sini masih perihal
KEDATANGAN KEMBALI ALMASIH ialah, bahwa bukan saja kaum
Kristen yang memiliki kepercayaan "kedatangan kembali" itu
melainkan pada kaum Muslimin ternyata pula menyimpan
kepercayaan itu. Entah siapa yang berhak di antara kedua
ummat ini, ataukah keduanya sama-sama berhak?

Jika kedatangan Almasih bagi ummat Kristen merupakan
HALELUYAH KEMENANGAN, maka bagi ummat muslimin merupakan
DATANGNYA YANG HAQ SIRNANYA YANG BATIL. Bukankah Almasih
akan datang dan menyatakan bahwa Islam adalah Agama sejati?
Bukankah Almasih akan mendirikan Shalat berjama'ah serta
menjadi ma'mum di shaf pertama? Alangkah bahagia saat-saat
demikian!

Disamping kebahagiaan ummat Muslimin karena Almasih datang
untuk kemenangan Islam, terpetik pula sebuah "kabar suka"
bahwa kebahagiaan akan melimpah, kemenangan akan mutlak
yaitu pada saat seseorang yang bergelar IMAM MAHDI datang di
tengah-tengah ummat Muslimin. Yang lebih meyakinkan lagi
ialah bahwa munculnya Imam Mahdi itu bertepatan waktunya
dengan kedatangan Almasih. Beliau inilah yang didorong oleh
Almasih untuk menjadi imam dalam shalat berjama'ah itu.
Kedatangan Imam Mahdi telah tersebut dalam beberapa Hadits.
Di antara Missi-missinya yang utama ialah:

* Beliau akan membagi harta sama rata;

* Beliau menegakkan Agama pada akhir zaman seperti Nabi
Muhammad saw. pada permulaan zaman.

* Beliau akan menegakkan keadilan di bumi.

* Beliau akan berperang atas Sunnah Rasul.

* Beliau akan membunuh babi dan salib.1

* Ummat Islam akan mendapat kesenangan dari padanya yang
belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

* Beliau tidak membangunkan orang tidur dan tidak
menumpahkan darah.

* Penduduk Bumi dan Langit serta burung-burung suka pada
kekhalifahannya. Demikianlah missi-missi utamanya. Begitu
hebat makna kedatangannya, bahkan terpetik berita-berita
yang mengatakan bahwa meriam-meriam musuh yang memuntahkan
peluru untuk membunuh kaum Muslimin konon mendadak berobah
menjadi cairan dingin. Jika demikian kondisi dan situasinya,
beliau tentunya sangat diharapkan mengingat penderitaan
ummat sudah semakin parah.

Akan tetapi kapan beliau datang? Soalnya hanya tunggu waktu
saja; dan sesudah sekian tahun bahkan sekian abad belum juga
terjawab "kapan beliau datang," maka yang menunggu bertambah
menderita sedang yang ditunggu belum juga tiba.

Last but not least harapan ummat yang menderita telah
terpenuhi. Secara mengejutkan namun menggembirakan, sejarah
Islam telah menampilkan Imam Mahdi; Beliau sudah datang!
Siapa orangnya, dimana munculnya, kapan datangnya, inilah
yang sulit memastikan! Sebab Imam Mahdi yang datang tidak
seorang melainkan banyak. Bahkan yang menambah sulit lagi
masih ada Imam-imam Mahdi yang belum datang. Mereka juga
ditunggu-tunggu kedatangannya.

Untuk memudahkan Kita mengenal para Imam Mahdi tersebut,
baiknya kita memisalkan mereka dalam dua masa. Masa pertama
ialah masa "mereka yang belum datang" dan masa kedua ialah
"masa mereka yang sudah datang." Mereka yang akan datang
menurut aliran Syiah Sabaiyah adalah Ali bin Abi Talib;
Menurut Syiah Kaisaniyah adalah Mohammad Ali Hanafiyah.
Menurut Syiah AI-Jaridiyah, Mohammad bin Abdullah An-Nafsus
Zakiyah adalah Mahdi yang ditunggu-tunggu. Menurut Syiah
Imamiah, Mohammad bin Hasan Al-Askari adalah Mahdi yang
ditunggu-tunggu. Adapun para Mahdi yang "sudah datang"
antara lain ialah: Ubaidullah bin Mohammad Alhabib oleh
Syiah Qaramithah dianggap Mahdi. Mohammad bin Ismail bin
Ja'far oleh golongan Syiah Ismailiyah dianggap Mahdi.
Golongan Muwahidin menganggap Mohammad bin Taumert adalah
Mahdi. Segolongan Muslim di India menganggap Ahmad bin
Mohammad Berelvi adalah Mahdi. Golongan Ahmadiyah di India
menganggap Mirza Ghulam Ahmad adalah Mahdi. Golongan Babiyah
menganggap Ali Mohammad Al-Bab adalah Mahdi. Penduduk Sudan
Afrika menganggap Mohammad Ahmad Donggola adalah Mahdi.
Mahdi-mahdi yang lain seperti Mahdi dari Rief Afrika, dari
Tunisia, dari Marokko, dari Pegunungan Shahrazur, dari
Kurdistan, dari Senegal dan Mahdi dari Jawa timur Indonesia,
merekapun telah datang dan masing-masing membawa missi-missi
utamanya.2

Demikian kumpulan Mahdi yang tercatat dalam sejarah Islam.
Kenyataan dari mereka yang telah datang itu sama sekali
tidak sanggup memenuhi missi-missi utamanya. Jangankan
seluruh missi sanggup dipikulnya, pada tugas pembagian harta
sama-rata saja, beliau-beliau itu tidak sanggup
melaksanakannya; Juga mereka tidak membunuh BABI atau
memecah SALIB, baik harafiyah maupun kiasan. Apalagi memberi
kesenangan pada kaum Muslimin yang belum pernah
dirasakannya.

Bagaimana dengan Mandi-mahdi yang belum datang?! Apakah kaum
Muslimin harus menanti kedatangan mereka? Padahal, penantian
itu membuat ummat jadi lamban. Lebih-lebih penantian yang
tak menentu, entah tahunan, puluhan tahun, abad bahkan
ribuan tahun. Ummat Muslimin akan kehilangan langkah,
statis, mati gerak, bahkan tertelan zaman. Mengambil sikap
yang baik adalah tidak menanti dan tidak terlintas dalam
pikiran untuk menanti. Lebih baik lagi ialah membuang jauh
doktrin kedatangan kembali Almasih maupun Almahdi.

Namun andaikata sejarah Islam nanti menampilkan tokoh-tokoh
tersebut, maka biarkanlah nama beliau, tempat munculnya,
waktu datangnya berada dalam ketentuan TUHAN.