A.
Latar
Belakang
Darah mengangkut sejumlah besar bahan kimia keseluruh
tubuh antar organ-organ
dan kedalam jaringan. Bahan–bahan ini mencerminkan proses metabolisme dan status penyakit.
Perubahan konsentrasi bahan–bahan tersebut sering berguna untuk menegagkan
diagnosis serta merencanakan dan membantu pengobatan.
Dalam menegakkan diagnosa,bagian yang paling penting
adalah mengenai jenis sampel. Bagian dari darah
yang berada dalam keseimbangan dengan jaringan yang mengandung bahan–bahan yang
keluar dari jaringan adalah plasma.Dengan demikian hampir, semua pengukuran
kimiawi darah dilakukan pada plasma atau
yang lebih tipikal, pada serum yang diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan bekuanya
dipisahkan dengan pemusingan. Pemakaian serum sebagai penggatnti plasma dapat mencegah
pencemaran spesimen oleh atntikoagulan yang mempengaruhi satu atau lebih tes.
Serum telah menjadi sampel yang hampir secara universal
digunakan untuk pemeriksaan kimiawi. Untuk mempermudah pengambilan dan penyimpanannya, sebagaian
besar tabung penampung darah berada dalamkeadaan vakum dengan penutup karet
merah (yaitu : red–tooped tube).
Tabung-tabung ini mungkin berisi serbuk halus atau bahan nonlarut lain yang
meningkatkan pembentukan bekuan pada fase kontak koagulasi. Sebagian dari
tabung ini juga memiliki suatu gel dibagian dasarnya yang berada diantara
bekuan dan serum (serum separator tubes)
setelah dipusing sehingga intergeritas serum dapat dipertahankan terpisah dari
sel-sel bekuan.
Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah
lengkap, tetapi
sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa dalam serum.
Karena eritrosit memiliki kadar protein (yaitu hemoglobin) yang lebih tinggi
dari serum, serum memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga bila
dibandingkan dengan darah lengkap serum lebih banyak melarutkan glukosa. Untuk
mengubah glukosa darah lengkap kalikan nilai yang diperoleh dengan 1,15 untuk
menghasilkan kadar glukosa serum atau plasma.
Pengumpulan darah dalam tabung bekuan (bertutup merah)
untuk analisis kimiawi serum memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam
sampel oleh sel-sel darah sampai terjadi pemisahan melalui pemusingan. Hitung
sel darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan glikolisis berlebihan dalam
sampel sehingga terjadi penurunan kadar glukosa yang bermakna. Suhu lingkungan
tempat darah disimpan sebelum pemisahan juga mempengaruhi tingkat glikolisis.
Pada suhu lemari pendingin, glukosa tetap stabil selama beberapa jam didalam
darah.pad suhu kamar diperkirakan terjadi penurunan 1-2% glukosa per jam.
Glukose suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi, bentuk alam
disebut juga deskstosa, terutama pada industri pangan.
Istilah gula darah secara bebas digunakan untuk glukosa
dan gula-gula lainnya serta kadang-kadang zat pereduksi lain yang mungkin
terdapat dalam darah. Mula-mulanya, kebanyakan metode analisa gula tergantung
reduksi tak spesifik dan hanya mengukur yang di sebabkan oleh gulu-gula, ini
dinamai gula sejati dan normalnya reduksi karena gula yang lain dariglukosa
misalnya galaktosa dapat di abaikan ( Baron. D. N 1990 )
Nilai rujukan
untuk glukosa darah lengkap vena puasa pada waktu istirahat adalah 3,0-5,5
mmol/l pada orang dewasa dan lebih rendah pada bayi. Glukosa bisa berdifusi
secara bebas antara lain sel dan air plasma menyebabkan konsentrasi glukosa
yang diukur di dalam plasma 10-15 lebih tnggi daripada yang di dalam darah
lengkap
Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya
peningkatan atau penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil
pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan kadar gula darah biasanya
disebabkan oleh Diabetes Melitus atau kelainan hormonal di dalam tubuh.
Kadar gula yang tinggi akan dikeluarkan lewat urin yang disebut glukosuria.
Terdapat beberapa macam pemeriksaan untuk menilai kadar gula
darah yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar gula puasa, kadar gula darah
2 jam setelah makan, test toleransi glukosa oral, HbA1c, insulin dan
C-peptide. Kadar gula darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar gula pada waktu
yang tidak ditentukan. Kadar gula darah puasa bila pemeriksaan dilakukan
setelah pasien berpuasa 10 - 12 jam sebelum pengambilan darah atau sesudah
makan 2 jam yang dikenal dengan gula darah 2 jam post-prandial.
Pasien DM dalam pengobatan, tidak perlu menghentikan obat
pada saat pemeriksaan gula darah puasa dan tetap menggunakan obat untuk
pemeriksaan gula darahpost-prandial.
Pemeriksaan kadar gula darah puasa dipakai untuk menyaring adanya DM, memonitor
penderita DM yang menggunakan obat anti-diabetes; sedangkan glukosa 2 jam post-prandial berguna untuk mengetahui respon pasien
terhadap makanan setelah 2 jam makan pagi atau 2 jam setelah makan siang.
Kadar gula darah sewaktu digunakan untuk evaluasi penderita
DM dan membantu menegakkan diagnosis DM. Selain itu dikenal pemeriksaan
kurva harian glukosa darah yaitu gula darah yang diperiksa pada jam 7 pagi, 11
siang dan 4 sore, yang bertujuan untuk mengetahui kontrol gula darah selama 1
hari dengan diet dan obat yang dipakai. Pada pasien dengan kadar gula darah
yang meragukan, dilakukan uji toleransi glukosa oral (TTGO)
B.
Tujuan
Tujuan
pemeriksaan glucose adalah untuk mengetahui kadar glucose dalam darah dimana
pemeriksaan ini adalah pemeriksaan secara kuantitatif untuk melihat kadar
glucose dalam darah secara fotometri.
C.
Metode
/ Prinsip
Metode yang digunakan adalah GOD–PAP dimana Kadar glukosa ditentukan setelah pengoksidasian enzim
dihadapkan dari oksidasi glukosa.terbentuknya hidrogen peroksidase bereaksi
dibawah katalis dari peroksidase dengan fenol 4–Aminofenazon menjadi merah
keunguan, quinoneimine
tua sebagai indikator.
Glukosa
+ 02 + H20
glukonik acid + H202
2H202
+ 4 – Aminofenazon + phenol Quinoneimine + 4H20
D.
Persiapan
Sampel Darah Untuk Pemeriksaan Glukose (Pra Analitik)
1. Cara Pengambilan
Sampel
Sampel
darah vena diperoleh melalui punksi vena
a. Alat
1)
Spoit atau semprit, vacutenner system
2)
Tabung vial tanpa antikoagulan
3)
Karet pembendung
4)
Kapas alkohol 70%
b. Cara kerja
1)
Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan sampai mengering.
2)
Jika memakai vena fossa cubiti; pasanglah ikatan pembendung pada
lengan atas dengan tujuan adanya statis vena.
3)
Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri
supaya vena tidak dapat bergerak.
4)
Tusuklah vena yang terlihat dengan semprit sampai ujung jarum
masuk kedalam lumen vena.
5)
Pembendung direnggangkan atau dilepaskan dan perlahan-lahan
tarik pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.
6)
Taruhlah kapas kering diatas jarum dan tariklah semprit
tersebut.
7)
Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat
tusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi.
8)
Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui
dinding tabung.
E.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
- Fotometer
- Klinipet
- Centrifuge
- Timer
- Spoit
- Rak
Tabung
- Tabung
Reaksi
- Tip
Blue dan Tip Yellow
2.
Bahan
- Serum
- Reagen
Glukose dengan komposisi :
Buffer fosfat 0,1 mol/l
4 –
Aminofenazon 0,25 mmol/l
Phenol 0,75 mmol/l
Glucose
oxidase > 15 KU/l
Peroxidase >1,5
KU/l
Mutarotase
2,0 KU/l
F.
Cara
Kerja (Analitik)
1. Siapkan
3 Buah tabung untuk blangko, standar dan sampel
2. Pipet
reagen glucose sebanyak 1000 µl
kedalam 3 tabung yang telah disediakan yaitu blangko, standard an sampel.
3. Pipet
reagen standar sebanyak 10 µl
kedalam tabung standar
4. Pipet
serum sebanyak 10 µl
kedalam tabung sampel
5. Inkubasi
pada suhu ruangan selama 10 menit
6. Baca
pada Fotometer
G.
Pembacaan
Hasil Pemeriksaan (Pasca Analitik)
Pembacaan
pemeriksaan glucose dilakukan dengan cara fotometer yaitu dengan metode GOD–PAP, dimana hasil pemeriksaan bisa langsung
dicatat oleh pemeriksa atau bisa juga di prient out melalui alat fotometer
tersebut.
H.
Pencatatan
dan Pelaporan Hasil (Interprestasi)
Nilai Normal Pemeriksaan Glukose :
Gula Darah
Sewaktu
: 140 mg/dl
Gula Darah
Puasa
: 110 mg/dl
Gula Darah 2 jam
PP
: <200 mg/dl
I.
Kesimpulan
1. Glukose suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi, bentuk alam
disebut juga deskstosa, terutama pada industri pangan.
2. Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya
peningkatan atau penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil
pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM).
3. Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan
hipoglikemia yang tak jelas, biasanya dilakukan tes toleransi glukosa oral
(TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan menjadi subjek
dari bahan interpretasi diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosa
intravena jarang diindikasikan untuk tujuan diagnosis.
4. Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik
mengenai homeostasis glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin
harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi
kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati
yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian
glukosa.