Telah dilakukan penelitian dengan jenis penelitian fase observasi -Gabbet dan metode Ziehl Neelsen yang berlangsung selama 7 laboratorik terhadap hasil pemeriksaan dengan perbandingan metode Kinyoun hari.
Metode pewarnaan yang digunakan yaitu fase Observasi Laboratorik, dimana secara teknis penglihatan pada lapangan pandang di mikroskop, memiliki perbedaan dimana metode Ziehl Neelsen jauh sangat baik dibandingkan dengan metode Kinyoun-Gabbet, yakni: pada Kinyoun-Gabbet latar malah berwarna keunguan, lekosit ungu, buram/kabur, sedang bakteri merah pucat. Dan pada hasil metode Ziehl Neelsen tampak latar berwarna biru, lekosit biru dan jelas, bakteri merah jelas/ merah bagus.
Tuberkulosis adalah infeksi kronis menular yang disebabkan oleh M. Tuberculosis. Mycobakterium merupakan bentuk basil yang ramping, lurus sedikit, dan membengkok.
Karena bakteri strukturnya yang saling berhubungan untuk mempertahankan habitat hidupnya, dimana dinding sel yang kaku dan kuat menyebabkan bakteri mempunyai bentuk yang tetap dan terlindung oleh pengaruh buruk dari luar, dengan menempatkan bakteri dalam larutan hypertonis (tekanan osmotik yang tinggi), menyebabkan protoplasma akan mengkerut dan terlepas dari dinding sel, sehingga dinding sel akan terlihat dengan jelas.
Tuberkulosis positif dapat ditegakkan antara lain dengan pemeriksaan BTA dengan cara pewarnaan. Dan pewarnaan disini penulis mengambil judul bahan dengan perbandingan kedua metode antara Kinyoun-Gabbet dan Ziehl Neelsen.
Dari kedua metode tersebut, memegang peranan penting pada hasil yang tepat, akurat dan terpercaya melalui beberapa tahap yaitu pra analitik, analitik, dan post analitik, dimana dapat dijabarkan pada beberapa komponen anta lain: komposisi larutan/reagen, metode, sampling, tenaga, dan alat.
Dan dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Kinyoun-Gabbet dan metode Ziehl Neelsen. Dimana pada Kinyoun-Gabbet adalah: Pada zat warna primer/utama, kuman tidak diberikan jeda/ruang untuk dapat memproses BTA mengambil warna merah.
Kemudian Kinyoun-Gabbet komposisi zat warna fenol kembali pada posisi semula/dingin/ membeku (walaupun pada proses pembuatan reagen Kinyoun, Fenol dipanaskan terlebih dahulu) sehingga zat warna tidak cepat meresap masuk ke dinding bakteri, sehingga pada saat pembuangan dan pembilasan dengan air mengalir itulah bakterinya belum sepenuhnya merah.
Pada zat warna pembanding/kedua, tidak dapat menghasilkan latar yang bagus oleh karena zat warna primer belum terlalu bersih pada proses pencucian sehingga menimbulkan penimpaan/bertumpuk (merah ditambah biru menghasilkan warna ungu).
Dan pada komposisi zat warna antara methylen blue dan alkohol absolut juga asam sulfatnya tidak pisah, sehingga tidak memberikan ketegasan antara zat warna primer dan zat warna pembandingnya.
Dari penjabaran diatas tentang Kinyoun-Gabbet tersebut di atas bila dibandingkan dengan perbedaan kedua metode, maka Ziehl Neelsen secara pewarnaan lebih baik, walaupun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil kuman yang diperoleh dari pewarnaan Kinyoun-Gabbet.
Kelemahan dan Kelebihan Pewarnaan Kinyoun-Gabbet antara lain adalah: latar belakang berwarna ungu dan buram, basil kurang merah, lekosit ungu, reagen jarang dijumpai karena itu mahal harganya, komposisi dari fenol kristal/bubuk murni dan pada saat pembuatan reagen sebelum proses homogenisasi zat warna primer denagn carbol fuchsin dipanaskan/dilelehkan pada penangas atau autoclaf, dan terakhir pada proses pewarnaan lebih mudah, cepat dan praktis.
Adapun kelemahan dan kelebihan Ziehl Neelsen yakni: latar belakang berwarna biru terang, basil merah jelas, reagen terjangkau dan mudah didapat, fenol diencerkan 5% dan tidak dipanaskan karena pemanasan dilakukan pada proses pewarnaan sedian zat warna utama maka dari itu agak lama waktu yang dibutuhkan.