Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Era pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan pengalaman).
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan syaraf (neuritis) untuk pertama kalinya. Pada saat itulah (dan untuk pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa tersebut dengan istilah vitamin.
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode isolasi yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan sÃntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi - Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. [4] Fritz A Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi.[5] Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia.
Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
A. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, tetapi tidak berfungsi menghasilkan energi. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurangan vitamin dikenal dengan istilah avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D.
Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri walaupun jumlah yang dihasilkan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
B. Klasifikasi Vitamin
Vitamin dinamakan menurut nama abjad; namun sekarang dalam praktik mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer penggunaannya. Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Pada masa kini berbagai industri farmasi dapat membuat vitamin sintetik yang memiliki fungsi yang serupa dengan beberapa vitamin alami (yang ditemukan dari bahan makanan).
C. Manfaat Vitamin
Vitamin adalah zat utama bagi fungsi tubuh dan kesehatan. Bermacam-macam jenis vitamin seperti Vitamin A, B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6, B12, biotin, cholin, asam folat & inositol), C, D,E dan K.
Jumlah kebutuhan yang disarankan per hari atau RDA (Recommended Dietary Allowance) adalah jumlah vitamin yang dibutuhkan setiap hari. Standar jumlah yang dibutuhkan tubuh dibuat oleh USA Academy of Sciences dan diperkirakan cukup untuk pertumbuhan anak-anak dan pencegahan kekurangan vitamin pada orang dewasa. Jumlah kebutuhan ini berbeda menurut umur dan jenis kelamin.
Cara terbaik untuk mendapatkan vitamin adalah dari makanan sehari-hari. Diet yang seimbang dengan makanan yang bervariasi, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin sehari-hari (biji-bijian/cereal, ikan, ayam, daging, susu, telur, buah-buahan, kacang-kacangan, kacang kering, sayur hijau segar).
Menurut Barbara Paulsen, bila konsumsi vitamin telah diperoleh melalui makanan sebenarnya tidak diperlukan lagi tambahan suplemen vitamin, kecuali pada kondisi khusus. Kini banyak suplemen vitamin yang beredar di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Vitamin diberikan terutama pada semasa hamil, menyusui, pada bayi yang lahir premature. Penderita penyakit kronis/serius yang mengakibatkan malnutrisi. Penyakit/kondisi tertentu seperti gagal ginjal, membutuhkan diet rendah protein, gangguan penyerapan lambung.
Untuk penyakit batuk-pilek, bisa dibantu dengan vitamin C-- meski belum semua dokter setuju dengan pendapat itu. Bagi orang-orang yang menjalankan diet vegetarian (yaitu diet sayur-sayuran tanpa susu/telur), akan mengalami kekurangan vitamin B12.
Manfaat dan kebutuhan vitamin dan mineral yang dianjurkan:
1. Untuk Vitamin A, jumlah yang dianjurkan per hari 5000 International Unit (IU). Vitamin A dapat membantu daya penglihatan malam/warna, serta mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
2. Vitamin B1 (Thiamin), jumlah yang dianjurkan per hari sebanyak 1.5 mg. Vitamin B1 untuk membantu melepaskan energi dari makanan serta mempertahankan kesehatan susunan syaraf.
3. Vitamin B2 (Riboflavin), jumlah yang dianjurkan per hari 1.7 mg. Vitamin itu membantu melepaskan energi dari makanan serta mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
4. Vitamin B3 (Niacin), jumlah yang dianjurkan per hari sebanyak 20 mg. Vitamin ini membantu melepaskan energi dari makanan serta mempertahankan kesehatan sistim susunan syaraf dan kesehatan rambut.
5. vitamin B5 jumlah yang dianjurkan per hari 10 mg. Vitamin itu membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan jaringan dan rambut.
6. Vitamin B6 (Pyridoxin), jumlah yang dianjurkan per hari sebanyak 2 mg. Vitamin itu membantu melepaskan energi dari makanan, membantu pembentukan sel darah merah serta mempertahankan kesehatan sistim syaraf.
7. Vitamin B12 (Cyanocobalamin), jumlah yang dianjurkan per hari 6 mcg. Vitamin itu membantu pembentukan sel darah merah/mencegah anemia, mempertahankan kesehatan sistim susunan syaraf.
8. Biotin, jumlah yang dianjurkan per hari 400 mcg. Kegunaan biotin untuk mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
9. Asam folat, jumlah yang dianjurkan per hari 400 mcg. Asam folat berguna untuk membantu pembentukan sel darah merah, mempertahankan kesehatan sistim pencernaan.
10. Vitamin C jumlah yang dianjurkan per hari 60 mg. Kegunaannya untuk membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium serta mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan.
11. Vitamin D, jumlah yang dianjurkan per hari 400 IU. Vitamin itu embantu pembentukan gigi dan tulang dan pembekuan darah.
12. Vitamin E, jumlah yang dianjurkan per hari sebanyak 30 IU. Vitamin ini mempertahankan kesehatan umum dan kesehatan kulit dan rambut. Vitamin K untuk membantu pembekuan darah pada luka.
D. Efek Samping
Ditegaskan, mengkonsumsi vitamin tidak ada efek sampingnya, kecuali bila dimakan secara berlebihan (Vitamin B, C larut dalam air, sehingga apabila terdapat jumlah yang berlebihan akan dikeluarkan. Namun vitamin A, D, E dan K larut dalam lemak, sehingga jumlah yang berlebihan akan disimpan dalam tubuh dan akan menyebabkan keracunan).
Vitamin A yang berlebihan menyebabkan penumpukan kalsium dalam otot, penglihatan kabur, rambut rontok dan kulit kering/kuning. Vitamin D yang berlebihan menyebabkan perubahan tulang, kegagalan pertumbuhan pada anak, penumpukan kalsium dalam otot/organ tubuh, batu/kegagalan ginjal dan arthritis (penyakit persendian).
Kelompok vitamin B mempunyai fungsi yang saling berhubungan. Apabila minum 1-2 jenis vitamin B secara berlebihan mungkin bisa menyebabkan gangguan keseimbangan hubungan tersebut, sehingga justru menyebabkan kekurangan vitamin B jenis lain.