Selamat Datang Di Milis Resmi Saya Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua Hablun Minallah Wa Hablun Minannas Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

MANAJEMEN LABORATORIUM

BAB I
PENDAHULUAN

Apa sebenarnya yang dilakukan seorang scientist saat mereka mengerjakan sains? Bagaimana kedudukan laboratorium, professor, mahasiswa, postdoctoral fellow dalam tradisi sains? Hal ini dibahas secara menarik oleh Frederick Grinnel dalam bukunya The Scientific Attitude, terbitan The Guilford Express, 1992. Dalam buku ini terdapat pembahasan mengenai korelasi antara seorang professor dan mahasiswanya.
Laboratorium adalah tempat transmisi cara berfikir, gaya berfikir, atau thought style, dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Sebuah laboratorium biasanya terdiri dari seorang senior investigator (professor) dan asistennya. Laboratorium dapat juga diupamakan sebagai sebuah bisnis kecil, dimana professor berperan sebagai pemilik yang menentukan visi, misi dan strategi perusahaannya. Dalam sebuah laboratorium, terdapat kerjasama saling membutuhkan antara investigator dan mahasiswanya. Mahasiswa dan postdoctoral fellow sangat dibutuhkan oleh seorang investigator dalam mengembangkan thought style di laboratoriumnya. Peran mahasiswa sangat penting untuk memberikan nafas baru, melanjutkan kegiatan scientific di laboratory. Sedangkan investigator memberikan kesempatan kepada mahasiswanya bukan hanya belajar keahlian melakukan eksperimen, melainkan juga kesempatan untuk belajar bagaimana mendesain sebuah eksperimen, dan memilih problem baru.

BAB II
ISI

Seorang senior investigator, biasanya sudah memiliki pola berfikir yang mapan dan agak sulit untuk mempelajari metode dan masalah baru dalam sains. Style berfikirnya terbatas oleh pengalaman riset dan training yang telah dilewatinya. Akan tetapi dia tetap harus mempelajari suatu problem baru, atau pendekatan baru terhadap masalah yang lama, demi produktifitas dan menjaga kesinambungan kegiatan scientific di laboratory-nya. Mempelajari problem, tema atau metode baru memerlukan usaha yang cukup berat.
Wajib hukumnya membuka halaman demi halaman text book yang menguraikan dasar metode tersebut, membaca satu persatu journal yang berkaitan dengan progress terbaru. Tahap ini sangat berat, tapi tak boleh tidak harus dilewati. Kalau pemahaman bersifat marginal saja, akan berakibat, riset yang dilakukan akan sama saja dengan yang lain, “just more of the same”. Dalam hal ini keberadaan graduate students, post doctoral fellow di laboratorium merupakan hal yang penting, karena dapat dimanfaatkan untuk tujuan tsb.
Mereka bertugas sebagai partner kerja yang akan memperkenalkan metode dan gagasan baru ke laboratorium tsb. Lewat mereka, investigator dapat mempelajari ilmu baru, pendekatan baru, secara cepat dan efektif. Saat datang ke conference atau eksibisi, mahasiswa biasanya kembali dengan semangat untuk menguji metode baru yang diperkenalkan dalam event tsb. Hal ini disebabkan mereka memiliki semangat dan niat untuk mempelajari segala sesuatu yang baru dalam sains. Mereka memiliki jiwa muda untuk berpetualang dalam dunia sains dengan berbagai metode baru tersebut. Selanjutnya, seorang investigator memberikan kesempatan pada mereka untuk mengaplikasikan metode itu, dan memberikan pengalaman dan gairah berkecimpung dalam kegiatan sains. Biasanya investigator tsb. tidak akan tergerak untuk terjun pada suatu metode atau masalah baru, sampai eksperimen mahasiswa tsb. menunjukkan hasil yang positif, yang mengindikasikan potensi dan signifikansi metode itu dalam menopang kesinambungan thought style yang telah ada di laboratorium.
Keberhasilan studi seorang mahasiswa memberikan kepuasan bagi investigator, bahwa metode pengajarannya berhasil dengan baik. Sebaliknya kegagalan mahasiswa merupakan signal bagi pembimbingnya, untuk mengevaluasi metode pengajaran tersebut. Proses ini tidak lain berfungsi sebagai seleksi alam terhadap thought style sang investigator. Thought style tersebut hanya mampu bertahan apabila mahasiswa bimbingannya berhasil lulus, dan menjadi seorang investigator yang independen. Hal ini yang menjamin kesinambungan transmisi thought style pada generasi scientist berikutnya.
Organsiasi laboratorium klinik rumah sakit sebaiknya memperhatikan pilar-pilar organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran. Sedikitnya ada sepuluh pilar yang perlu dimanfaatkan yaitu nilai (values), struktur (stuctures), kepemimpinan (leadership), proses manajemen (management pro-cesses), informasi (information), dan tata kerja.
A. Nilai atau Wawasan Organisasi Lab. Klinik
Nilai merupakan hal yang mendasar, antara lain berisi visi, misi dan tujuan/sasaran organisasi. Sejumlah nilai ini tak begitu nampak dalam tata kerja sehari-hari, namun bila ada kesempatan atau ancaman, nilai tersebut sangat berguna untuk mewujudkan partisipasi dan kebersamaan dalam memecahkan permasalahan atau mencapai sasaran.
Sebagai contoh visi, misi dan sasaran laboratorium klinik rumah sakit secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Visi:
Menjadi pusat unggulan dalam pelayanan, pendidika, pelatihan dan penelitian laboratorium klinik serta pengembangannya sesuai kebijakan rumah sakit untuk memuaskan pengguna jasa.
2. Misi:
1. Memberikan pelayanan laboratorium klinik secara optimal yang memuaskan pengguna jasa dan karyawan laboratorium klinik tentang skrining penyakit, diagnosis, prognosis dan monitoring terapi.
2. Memfasilitasi pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian dan penggunaan teknologi baru dan manajemen di bidang laboratorium klinik untuk meningkatkan mutu produktivitas secara berkelanjutan.
3. Menjalin tata kerja dan kemitraan berkelanjutan berpedoman pada:
a. Participative governance dalam unit kerja artinya partisipatif, transparan, akuntabel, sustainabel, keadilan, kesetaraan gender dan lain-lain syarat governance, dan;
b. good governance dengan sesama unit kerja, pimpinan rumah sakit, pemerintah, masyarakat sipil (civil society) terutama dokter, ahli dalam berbagai bidang dan swasta antara lain industri, “donor agency”, dan pengguna laboratorium, serta;
c. corporate governance untuk kemandirian, kelestarian dan kesejahteraan.
4. Mengembangkan jenis dan paket/panel pelayanan laboratorium klinik yang diperlukan pengguna jasa dan memanfaatkan laboratorium untuk meningkatkan produktivitas antara lain mengurangi biaya operasional namun tetap menambah pendapatan.
5. Memberikan informasi yang berkaitan dengan pelayanan dan pengembangan laboratorium klinik secara cepat, tepat, teliti dan terpadu serta terus diperbaiki.
6. Menjaga produktivitas dan kinerja laboratorium yang terus meningkat dalam mutu, akreditasi, untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan.
7. Menyesuaikan dengan pengguna jasa dan kemampuan lab. serta “cost effectiveness” arah pelayanan laboratorium abad 21 yaitu antara lain :
a. Diagnosis sel dan diagnosis molekuler misalnya PCR, DNA probes.
b. Genetika dan biologi misalnya neorobiologi dan biologi reproduksi.
c. Segala jenis tes Imunologi untuk diagnosis.
d. Point of Care Testing (POCT).
e. Otomatisasi tes sampai dengan tes secara robotik dengan memperhatikan kebutuhan.
f. Telemedicine dalam hal ini telepathology dan telecommunications yang semuanya diarahkan untuk kesehatan penderita/pengguna jasa.

B. Sasaran dan Tujuan:
Terwujudnya mutu pelayanan laboratorium klinik yang terus meningkat secara berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan pengguna jasa pada era globalisasi khususnya AFTA tahun 2003, sehat untuk semua 2010 dan Health for All 2025.
Nilai merupakan wawasan organisasi. Dalam pengembangannya agar selalu sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan pengguna jasa karena itu selalu dapat dipertimbangkan inisiatif atau referensi baru yang memperbaiki wawasan tersebut.
C. Struktur Organisasi Laboratorium Klinik
Struktur organisasi dan tata kerja merupakan gambaran falsafah “participative governance”, artinya tiap sub unit atau seksi saling berpartisipasi, saling memperkuat, birokrasi tak panjang hingga cepat memperoleh akses yang diperlukan, transparan artinya terbuka dalam laporan maupun informasi hingga dapat dipertanggungjawabkan, akuntabel, pemerataan hak dan keadilan/gender equity yang semuanya difokuskan untuk produktivitas dan kelestarian lab. klinik, kepuasan pengguna jasa dan kesejahteraan.
Contoh struktur organisasi lab. klinik dapat dilihat di bawah ini :
Contoh 1

KEPALA LAB

PELAYANAN, PEMELIHARAAN ADMINISTRASI, KEUANGAN REKAM MEDIK, SISTIM,
DAN SDM DAN LOGISTIK INFORMASI DAN
PEMASARAN





IMUNOLOGI KIMIA KLINIK HEMATOLOGI CAIRAN TUBUH MIKROBIOLOGI
DAN DAN LAB. DAN BANK URINALISIS DAN PARASI-
SAMPLING SATELIT DARAH DLL. TOLOGI

Pada contoh ini kepala lab. klinik mengkoordinasi delapan kegiatan, mengimplementasikan good participative governance untuk pengembangan dan kelestarian lab. klinik, tiga kotak di atas merupakan sekretariat, sedang lima kotak di bawah merupakan kegiatan fungsional lab. pra-analitik, analitik, pasca-analitik dan pemantapan mutu internal serta eksternal (PMI & PME).
Lab satelit yaitu lab. rawat darurat, lab. intensif dan lab, bank darah.

Contoh 2:


KEPALA LAB




SEKRETARIS






SEKSI PRE-ANALITIK SEKSI ANALITIK SEKSI PASCA ANALITIK



Pada contoh ini Ketua lab. mengkoordinasi 4 kegiatan atau seksi atau sub unit dalam lab. ditambah tugas keluar untuk pengembangan lab. Di sini perlu sekretaris yang kuat untuk kebutuhan fungsional lab. yang mengkordinasi administrasi, keuangan, tarif, informasi, promosi, pamasaran dan lain-lain.
D. Proses Tata Kerja
Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub unit di lab. klinik dengan prinsip partisipatif, profesional dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala lab. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil. Untuk jelasnya diberikan pengertian-pengertian sebagai berikut:
1. Koordinasi adalah suatu upaya/usaha pimpinan untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil tepat sasaran atau target. Hal ini dapat dilaksanakan dengan jalan mengadakan rapat-rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh berbagai petugas atau seksi/sub unit organisasi. Dalam pembahasan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang akan kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu, jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih baik dan rinci maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena dapat diselesaikan menurut urutan tingkatan penting dan yang kurang penting. Perencanaan biasanya dibagi menjadi jangka panjang misal untuk 10-25 tahun, jangka menengah untuk lima tahun dan jangka pendek atau rencana tahunan.
3. Organisasi dan Pelaksanaan adalah pelaksanaan atau tata kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua kegiatan lab. klinik selama 24 jam (lab. pagi, sore dan malam, lab. rawat darurat dan lab intensif). Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan efektivitas, efisiensi dan produktifitas.






BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan yaitu :
1. Laboratorium adalah tempat transmisi cara berfikir, gaya berfikir, atau thought style, dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Sebuah laboratorium biasanya terdiri dari seorang senior investigator (professor) dan asistennya.
2. Seorang senior investigator, biasanya sudah memiliki pola berfikir yang mapan dan agak sulit untuk mempelajari metode dan masalah baru dalam sains. Style berfikirnya terbatas oleh pengalaman riset dan training yang telah dilewatinya.
3. Keberhasilan studi seorang mahasiswa memberikan kepuasan bagi investigator, bahwa metode pengajarannya berhasil dengan baik. Sebaliknya kegagalan mahasiswa merupakan signal bagi pembimbingnya, untuk mengevaluasi metode pengajaran tersebut.
4. Organsiasi laboratorium klinik rumah sakit sebaiknya memperhatikan pilar-pilar organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran. Sedikitnya ada sepuluh pilar yang perlu dimanfaatkan yaitu nilai (values), struktur (stuctures), kepemimpinan (leadership), proses manajemen (management pro-cesses), informasi (information), dan tata kerja.