Selamat Datang Di Milis Resmi Saya Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua Hablun Minallah Wa Hablun Minannas Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

NABI MUHAMMAD SAW

Wahai hamba Allah, kalian semua laksana pasien yang sedang menderita sakit dan Tuhan sekalian alam dokternya. Maka kesembuhan si pasien terletak pada apa-apa yang diketahui dan diatur oleh dokternya, bukan pada apa-apa yang diinginkan dan diusulkan oleh si pasien. Karena itu serahkanlah seluruh urusan kepada Allah, niscaya kalian tergolong orang yang beruntung.
Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia bukan tergolong dari mereka. Dan barangsiapa yang mendengar panggilan saudaranya yang meminta tolong lalu tidak menolongnya, maka ia bukan seorang muslim.
Suatu saat Rasulullah saww mengutus pasukan untuk berperang dan ketika mereka pulang Beliau saww bersabda : “Selamat datang para kaum yang telah melaksanakan jihad kecil, sementara jihad besar masih menunggu mereka.” Lalu mereka bertanya : “Apa jihad besar itu wahai Rasulullah ?” Rasul saww menjawab : “Perang melawan hawa nafsu.”
Apabila bid’ah telah merajalela di tengah-tengah umatku, maka kewajiban si alim untuk menampakkan ilmunya. Barangsiapa tidak melaksanakan kewajiban itu, maka akan terkena laknat dari Allah SWT.
Para fuqoha adalah pengemban amanah para rasul selama mereka tidak memasuki urusan dunia. Lalu beliau ditanya : “Apa yang dimaksud masuknya mereka dalam urusan dunia ?” Rasulullah saww menjawab: “Selalu mengikuti kemauan sultan (pemimpin).” Apabila mereka berbuat demikian, maka hati-hatilah dari mereka terhadap urusan agama kalian.
Aku tidak khawatir atas ummatku dari mu’min maupun musyrik, sebab yang mu’min telah dijaga oleh imannya sedang si musyrik telah dibelenggu kekafirannya. Namun yang aku takutkan atas kalian adalah keberadaan seorang munafik yang pandai berbicara tentang apa-apa yang kamu ketahui namun dia berbuat apa-apa yang kamu ingkari.
Pada hari kiamat terdengarlah suara panggilan : Di manakah orang-orang yang zalim serta para pendukungnya ? Maka barangsiapa yang membantu mereka walau dengan tinta atau sekedar mengikatkan tali kantong mereka atau membantu meminjamkan pena, maka mereka akan digiring bersama orng-orang zalim tersebut.
Di atas setiap kebajikan ada kebajikan lain, hingga seseorang terbunuh di jalan Allah. Maka jika ia terbunuh di jalan Allah, tiada lagi kebajikan lain di atasnya.
Sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang menjual akhiratnya demi urusan dunianya. Dan yang lebih jelek lagi darinya adalah orang yang menjual akhiratnya demi kepentingan dunia orang lain.
Barang siapa mencari kerelaan sultan (pemimpin), dengan sesuatu yang membuat Allah murka, maka dia telah keluar dari agama Allah.
Barang siapa yang mendatangi si kaya dengan merendahkan diri di hadapannya, maka hilanglah sepertiga agamanya.
Tanda-tanda seorang yang bakti itu ada sepuluh : 1. Cinta karena Allah dan benci karena Allah. 2. Berteman karena Allah dan berpisah karena Allah. 3. Marah karena Allah dan rela (ridha) karena Allah. 4. Beramal karena Allah dan meminta hartanya kepada Allah. 5. Takut hanya kepada Allah. 6. Bersih hati. 7. Ikhlas. 8. Malu kepada-Nya. 9. Selalu mengoreksi dirinya. 10. Berbuat kebaikan karena Allah.
Akan datang suatu zaman dari umatku, mereka tidak mengenal ulama kecuali dengan pakaian yang bagus. Dan mereka tidak mengenal Al-Quran kecuali dengan suara yang merdu. Serta tidak menyembah Allah kecuali hanya di bulan puasa. Jika itu telah terjadi maka Allah akan menguasakan atas mereka pemimpin yang bodoh, yang tidak mengenal belas kasih serta tidak memiliki rasa rahmat.
Pada hari kiamat ditimbanglah tinta para ulama dengan darah para syuhada, maka tinta para ulama lebih berat dari darah para syuhada.
Perumpamaan keluargaku, laksana bahtera Nabi Nuh as. Barang siapa yang mengikutinya (menaikinya), dia akan selamat. Dan barang siapa yang enggan menaikinya ia akan tenggelam (binasa).
Terkutuklah orang yang membebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Pada hari kiamat seorang hamba tidak akan bergeser kedua kakinya hingga ditanyai tentang empat perkara : 1. Tentang umurnya untuk apa dihabiskan. 2. Tentang masa mudanya dengan apa ia lalai. 3. Tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana diinfakkan. 4. Tentang kecintaannya kepada kami (Ahlul Bait).
Berkata Sam’un : “Beritahulah diriku tanda-tandanya orang yang jahil ?” Rasulullah saww menjawab : “Jika kau temani, dia akan merepotkanmu. Jika engkau jauhi, dia akan mencelamu. Bila memberimu sesuatu, dia akan mengungkit-ungkit. Jika kau memberi sesuatu, dia akan mengingkari. Jika kau berbicarta tentang sesuatu rahasia, dia akan mengkhianatimu. Bila memberi tahu sesuatu hal yang rahasia padamu, ia akan menuduhmu yang bukan-bukan. Bila merasa cukup, dia berlaku sombong dan kasar. Jika butuh sesuatu dia akanmeremehkan nikmat Allah tanpa merasa berdosa. Jika senang dia akan melampaui batas. Jika ditimpa kesedihan dia segera berputus asa. Kalau tertawa terbahak-bahak. Jika menangis akan menjerit-jerit. Dia selalu menjelekkan orang baik. Serta tidak mencintai Allah dan tidak mengikuti aturan-Nya. Juga tidak merasa malu kepada Allah. Jarang menyebut nama-Nya. Jika kau dianggap merelakannya, dia akan memujimu dengan pujian yang tidak ada padamu. Dan jika marah kepadamu, dia akan mencacimu dengansesuatu kejelekan yang tidak pernah engkau lakukan. Itulah perilaku orang jahil.”
Rasulullah saww bersabda : Wahai Ali apakah engkau menginginkan 600 ribu kambing, 600 ribu dinar atau 600 ribu kalimat ? Lalu Imam Ali as menjawab : “Wahai Rasulullah saww aku menginginkan 600 ribu kalimat.” Lalu Rasulullah saww bersabda : “Wahai Ali! Aku akan meringkas 600 ribu kalimat itu dalam enam kalimat. 1. Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba mengerjakan yang bukan kewajiban mereka, maka sibukkanlah dirimu dengan menyempurnakan kewajibanmu. 2, Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba dalam urusan dunia, maka sibukkanlah dirimu dengan urusan akhirat. 3. Apabila manusia sibuk mengurusi aib (cela) orang lain, maka uruslah aibmu sendiri. 4. Jika manusia saling memperindah dunianya, maka hiasilah akhiratmu. 5. Dan jika engkau melihat manusia sibuk dengan memperbanyak amal, maka beramallah yang ikhlas. 6. Dan ketika engkau melihat manusia menjadikan makhluk sebagai perantaranya, maka jadikanlah Allah sebagai perantaramu.”
Mengapa aku menyaksikan kecintaan kepada dunia telah benar-benar menguasai banyak orang, sehingga kematian tidak digariskan kecuali untuk yang selain mereka dan kebenaran seakan-akan hanya diwajibkan kepada orang lain ? Tidak, sungguh tidak sedemikian itu, tidakkah mereka mengambil pelajaran dari umat yang terdahulu ?
Tuhanku mewasiatkan (mewajibkan) kepadaku tentang sembilan perkara : 1. Agar ikhlas dalam segala amal, baik yang kulakukan secara sembunyi ataupun terang-terangan. 2. Bertindak adil dalam keadaan rela atau marah. 3. Sederhana dalam keadaan kaya atau miskin. 4. Memaafkan orang yang menzalimiku. 5. Memberi orang yang menyetop pemberiannya kepadaku. 6. Menyambung tali kekeluargaan dari orang yang memutuskan hubungan kefamilian denganku. 7. Menjadikan diamku sebagai waktu untuk berpikir. 8. Pembicaraanku sebagai zikir. 9. Pandanganku sebagai ibrah (mengambil pelajaran dari selainnya).
Wahai Ali! Janganlah engkau marah. Dan apabila engkau marah, maka duduklah sembari memikirkan kekuasaan Allah atas hamba-hamba-Nya dan kelembutan-Nya pada mereka.
Tiada seorang yang mengikhlaskan amal perbuatannya (semata-mata karena Allah) selama empat puluh hari, kecuali akan memancar sumber hikmah dari lisannya sebagai luapan dari apa yang terkandung dalam hatinya.
Wahai Ali! Semua mata akan berlinang (menangis) pada hari kiamat, kecuali tiga mata : 1. Mata yang semalaman dipakai di jalan Allah. 2. Mata yang tercegah dari apa-apa yang diharamkan Allah (untuk dipandang). 3. Mata yang berlinangan karena takut kepada Allah.
Aku ini adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Maka barang siapa yang menginginkan ilmu, hendaklah mendatangi pintunya.
Wahai Abu dzar! Raih dan manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya. 1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. 2. Masa sehatmu sebelum sakit menimpamu. 3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu. 4. Masa senggangmu sebelum datang sibukmu. 5. Dan masa hidupmu sebelum maut merenggutmu.
Allah SWT tidak menilai rupa atau harta kalian, tapi Allah menilai hati dan perbuatan kalian.
Wahai manusia! Aku tinggalkan padamu (sesuatu), jika kalian berpegangan padanya, tidak akan tersesat selamanya; Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Itrahku Ahlul Baitku.
Rasulullah saww bersabda : Isa putra Maryam bersabda kepada para pengikutnya yang setia : “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia akan mengingatkanmu kepada Allah. Sedang perkataannya akan menambah ilmumu. Dan, perbuatannya akan membuatmu cenderung beramal untuk akhirat.”
Empat perkara yang menjadi tanda kemunafikkan. Dan jika salah satunya ada pada seseorang maka dia telah menyandang sebagian tanda (karakter) tersebut sehingga ia meninggalkannya. Yaitu : 1. Jika berbicara ia berbohong. 2. Jika berjanji ia mengingkari. 3. Jika bekerja sama akan menipu. Dan jika bermusuhan akan bertindak aniaya(fajir).
Sejelek-jelek umatku adalah orang yang dihormati orang lain karena takut akan kejahatannya. Ketahuilah barang siapa yang dimuliakan manusia semata-mata agar terhindar dari kejahatannya, maka ia sekali-kali bukan pengikutku (golonganku).
Seorang mukmin tidak akan terperosok dua kali dalam satu lubang yang sama.
Wahai sekalian manusia: Jauhilah perbuatan zina, karena ia akan mengakibatkan enam perkara. Tiga di dunia, sementara tiga lainnya di akhirat. Adapun yang di dunia: Akan menghilangkan karismatik, mengakibatkan kefakiran, dan mengurangi umur. Sedang tiga yang di akhirat yaitu: Menyebabkan murka Allah SWT, sulitnya hisab, dan akan kekal di dalam api neraka.
Wahai Ali! Barangsiapa yang belum mempunyai tiga karakter ini, maka dia belum melakukan suatu amal pun: 1. Wara' yang bisa mencegahnya dari perbuatan maksiat kepada Allah SWT. 2. Ilmu yang bermanfaat bagi orang-orang bodoh. 3. Akal yang bermanfaat bagi sekalian manusia.
Barangsiapa yang mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia mati syahid. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia mati dalam keadaan terampuni dosanya. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW mati dalam keadaan bertobat. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia mati sebagai mu'min yang sempurna imannya. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW akan diberita gembirakan oleh Malaikat Maut serta Malaikat Munkar dan Nakir akan sorga sebagai tempat kembalinya. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia akan diarak ke surga laksana pengantin yang digiring ke tempat mempelainya.
Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka dengan lisannya. Dan kalau juga tidak mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman.
Peminum khomer seperti penyembah berhala. Wahai Ali! Allah menolak sholatnya peminum khomer selama empat puluh hari. Dan jika dia mati dalam waktu empat puluh hari itu, dihitung mati kafir.
Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah mewajibkan atas kita kependetaan (tidak kawin, tidak berhubungan dengan dunia) akan tetapi kependetaan umatku adalah fisabilillah.
Barangsiapa yang mengulur-ulur waktu untuk berhaji lalu dia mati, maka di hari kiamat ia akan dibangkitkan oleh Allah SWT sebagai orang Yahudi atau Nasrani.
Pandangan itu laksana panah beracun dari panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah SWT akan Allah SWT beri keimanan yang akan dirasakan oleh hatinya.
Siapa yang ingin hidup seperti hidupku dan wafat seperti wafatku serta masuk ke surga yang telah dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku yaitu Jannatul Khuld, maka hendaklah ia berwilayah (berpemimpin) kepada Ali dan keturunan sesudahnya, karena sesungguhnya mereka tidak akan mengeluarkan kamu dari pintu petunjuk dan tidak akan memasukkan kamu ke pintu kesesatan. (Shahih Bukhari, jilid 5, hal. 65, cet. Darul Fikr)