Selamat Datang Di Milis Resmi Saya Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua Hablun Minallah Wa Hablun Minannas Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

IMAM ZAINAL ABIDIN as

Maha Suci Engkau Ya Allah! Dzat yang menjadikan pengakuan akan nikmat-Nya sebagai pujian atas-Nya. Dan Maha Suci dzat yang menjadikan pengakuan akan kelemahan kita untuk bersyukur sebagai syukur atas-Nya.
Berfikirlah dan berbuatlah sesuai dengan tujuan penciptaanmu, karena Allah tidak menciptakanmu untuk kesia-siaan.
Hati-hatilah berteman dengan pendosa, membantu orang yang zalim (penganiaya), dan mendekati orang yang fasik. Waspadalah terhadap fitnahan mereka dan menjauhlah dari lingkungan mereka. Ketahuilah bahwa orang yang menentang para wali Allah, yang beragama dengan selain agama Allah SWT serta yang berbuat sewenang-wenang dalam perintah-Nya bukan dengan perintah wali Allah, maka ia akan mendapat siksa dalam api neraka yang akan menghanguskan (menghancurkan) jasad (yang sudah berpisah dari nyawa/ruhnya) siksaan yang melebihi batas kemampuannya karena itu ambillah pelajaran, wahai yang punya kesadaran. Dan pujilah Allah yang telah memberimu petunjuk serta ketahuilah bahwa engkau tidak akan keluar dari kekuasaan Allah kepada takdir selain-Nya. Dan ingatlah bahwa Allah akan menilai amal kalian, kemudian kepada-Nyalah kalian akan digiring, karena itu ambillah manfaat dari nasehat ini dan bertingkah-lakulah dengan tingkah laku orang-orang yang shaleh.
Dalam sebuah surat yang ditulis oleh Imam Ali Zainal Abidin a.s. kepada Muhammad bin Muslim al-Zuhri, di antara isinya: ... Allah mewajibkan kepada ulama agar menerangkan (kepada manusia) dan tidak menutup-nutupinya. Ketahuilah paling ringannya apa yang kalian sembunyikan (lakukan) adalah kalian telah menenangkan kegusaran orang yang zalim dan dengan mendekatnya kamu kepadanya memudahkan jalan kesesatan. Bukankah undangannya kepadamu akan menjadikanmu sebagai poros untuk memutar balikkan kekejaman mereka dan menjadikanmu sebagai jembatan menuju bencana yang menimpanya serta menjadikanmu sebagai tangga yang menyampaikan kepada kesesatan yang sekaligus mengajak yang lain untuk berbuat kejahatan seperti mereka. Mereka akan memasukkan keraguan kepada ulama dengan bantuanmu dan akan menjadikanmu sebagai penasehat atas kelakuannya yang jahat. Kelakuanmu dalam menampakkan kejahatan dan perpecahan lebih buruk di banding kelakuakn yang dapat dimainkan orang-orang kepercayaan mereka, maka alangkah sedikitnya apa yang mereka berikan kepadamu jika dibandingkan dengan sesuatu yang engkau berikan kepada mereka, dan alangkah tidak berharganya kenikmatan yang mereka berikan kepadamu padahal mereka telah menghancurkan dirimu. Karena itu, berusahalah (perhatikan) untuk keselamatan dirimu dan ketahuilah bahwa tidak akan ada yang memperhatikan nasibmu selain dirimu sendiri.
Tiada tetesan yang lebih Allah cintai dari dua tetesan; Tetesan darah di jalan Allah, dan tetesan air mata di malam hari karena semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Tiga karakter (yang jika ada pada orang mu'min akan membawa) keberuntungan; Mencegah lisannya dari mengganggu manusia atau menggunjing mereka. Menyibukkan dirinya untuk sesuatu yang bermanfaat (baginya) di dunia maupun di akhirat. Serta selalu menangisi segala kesalahannya.
Tiga karakter yang apabila ada pada seorang mu'min maka dia dalam lindungan Allah dan akan dinaungi di bawah naungan Arsy-Nya di hari kiamat serta akan merasakan ketenangan di hari ketakutan. Yaitu: 1. Seorang yang memberikan sesuatu yang dia sendiri butuh padanya. 2. Seorang yang tidak menggerakkan kaki atau tangannya sehingga ia tahu di jalan Allahkah melangkah atau di jalan kemaksiatan pada-Nya. 3. Seorang yang tidak mencela saudaranya hingga dia membersihkan kepribadiannya dari celaan itu.
Janganlah engkau memusuhi seseorang yang menurut persangkaanmu tidak akan membahayakanmu. Dan janganlah engkau enggan untuk berteman dengan seseorang yang menurut anggapanmu tidak akan membawa manfaat untukmu.
Sesungguhnya sempurnanya pengenalan seseorang terhadap agamanya, yaitu ketika meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, tidak banyak berdebat, bersifat ramah, penyabar, dan baik tingkah lakunya / perangainya.
Kekayaan yang sebenarnya yaitu ketika tidak mengemis dari selain-Nya.